Cara Membuat Desain Yang Menarik
Desain website kerapkali bisa menarik perhatian banyak orang untuk terus mengunjungi website Anda. Oleh karena itu, semakin banyak website yang digunakan untuk menjual berbagai produk. Usaha melalui website inilah yang disebut dengan usaha online, mungkin contoh sederhananya seperti Graphic Design Jakarta kali ya dalam membuat branding suatu website.. cari di google kalau gk tau!! Nah Untuk mengurangi biaya promosi dengan meminta bantuan orang lain untuk mendesain website, biasanya banyak pemula yang ingin mencoba-coba untuk membuat website sendiri.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membuat desain yang potensial & menarik:
Tampilkan portoflio desain yang Anda anggap paling baik dan unik
Tidak perlu memasukkan semua karya desain yang pernah Anda buat. Luangkan waktu untuk memilah dan memilih karya terbaik dari berbagai desain yang pernah Anda buat. Bukan hanya yang menurut Anda paling baik dari sisi hasil teknis pengerjaan, tapi juga unik dan menampilkan karakteristik Anda sebagai desainer.
Menunjukkan karakter dan keunikan Anda sebagai desainer ini sangat penting; karena kini, banyak brand atau agency yang membutuhkan desainer, membutuhkan talenta yang tak hanya mampu membuat desain yang dibutuhkan; tapi juga memiliki look and feel yang khas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sajikan ragam jenis desain
Kini, kebutuhan konten sangat banyak dan bermacam-macam tujuannya; maka itu penting juga untuk menyajikan jenis desain yang beragam. Merujuk dari project desain yang paling laris di GetCRAFT misalnya, setidaknya desainer grafis perlu menampilkan jenis:
- Infografis (terutama desain infografis untuk ditayangkan di media sosial seperti Instagram dan Facebook);
- Editorial layout (terutama untuk white paper dan corporate report);
- Logo;
- Kemasan produk; dan
- Desain materi pemasaran (kop surat, kartu nama, dsb.)
Dengan memuat portfolio dari berbagai jenis desain, Anda memperbesar peluang mendapatkan klien; karena kebutuhan desain selalu ada—bisa dibilang hampir setiap bulan—tetapi keperluannya yang berbeda. Kalau bulan ini ada agenda membuat white paper, bulan depan mungkin lebih perlu materi buat mendukung campaign produk di media sosial.
Memilah jenis desain berdasarkan kategori topik
Poin ini yang mungkin belum banyak dilakukan oleh para desainer grafis. Menunjukkan ragam jenis desain memang penting, tapi membuat kategorisasi untuk tiap jenis desain pun tak kalah pentingnya. Kenapa? Karena calon klien datang dari latar belakang industri yang berbeda, dengan memilahnya berdasarkan topik, membuat mereka jadi mudah untuk langsung melihat portfolio desain yang mereka butuhkan.
Contoh kategorisasi desain ini seperti: Art, Design & Home, Automotive, Business & Entrepreneurship, Female Lifestyle, Male Lifestyle, Travel, Parenting, Sports, Tech & Gadget, dsb.
Pisahkan juga desain berdasarkan kategori kualitas
Lagi-lagi, calon klien Anda punya kebutuhan yang berbeda dari waktu ke waktu; untuk itu, ada baiknya pisahkan juga galeri desain Anda berdasarkan kategori kualitas.
Misal, untuk jenis infografis di kategori Female Lifestyle; Anda bisa menampilkan desain infografis yang Anda pertimbangkan simpel digarap, lalu yang cukup rumit, dan infografis kompleks; tentu saja Anda perlu menentukan harga berbeda pada tingkat kualitas yang berbeda.
Pastikan karya ditampilkan dengan resolusi terbaik
Sebagai desainer visual, Anda tentu sudah tahu kalau gambar yang tampil dengan resolusi buruk bakal tampak kabur atau pecah. Jadi, sudah jelas, dalam portfolio karya juga, Anda harus memastikan karya Anda tampil dengan resolusi terbaik di layar komputer maupun smartphone.
Selain itu, keuntungan dari soal resolusi ini adalah, di Indonesia, masih banyak klien yang bisa dibilang konvensional dalam proses kerja; sehingga masih ada kemungkinan mereka mencetak (printing) beberapa contoh karya Anda untuk approval vendor di tingkat internal perusahaan. Dengan resolusi terbaik, Anda meminimalisasi kemungkinan hasil cetakan contoh karya Anda terlihat buruk.
Kekinian atau Modern
Yang juga tak kalah penting dipahami, teknologi dan tren komunikasi, bahkan gaya dan teknik desain, berkembang dengan cepat; sehingga ada pula kebutuhan untuk Anda memastikan karya desain pada portfolio Anda tidak berusia lebih dari 1-2 tahun.
Selain menunjukkan contoh karya yang relevan dan aktual, hal ini juga menunjukkan bahwa Anda dalam rentang waktu belakangan Anda masih menghasilkan karya terbaik.
Terkait hal ini, lakukanlah update secara periodik pada channel portfolio Anda. Jika ada desain baru yang Anda anggap lebih mewakili Anda saat ini, baik dari sisi gaya maupun teknis, unggah karya tersebut untuk menambah atau menggantikan salah satu desain lama yang sebelumnya Anda pajang.
Perlakukan portfolio desain Anda seperti media sosial yang perlu diperbarui secara konstan, bukan saluran yang hanya Anda buat sekali di awal, dan ditambah sesekali saja.
Melakukan perbaruan secara konstan, sembari menerapkan poin-poin di atas bakal membuat portfolio desain Anda lebih terstruktur dan mudah untuk ditelusuri oleh calon klien. Efeknya, peluang Anda mendapatkan klien pun jadi lebih besar.
Sumber : http://thecrafters.co/id/membuat-portfolio-desain